Hikmah Mengerjakan Ibadah Haji

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada semua Rasul-Nya sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW. Agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW adalah mata rantai terakhir agama Allah yang telah disempurnakan-Nya, sebagai nikmat Allah yang paling sempurna bagi manusia, dan diridhai-Nya menjadi anutan umat manusia sepanjang masa. Islam yang disampaikan oleh semua Rasul Allah mengajarkan bahwa hanya Allah sajalah Tuhan yang mencipta, mengatur dan memelihara semesta alam. Hanya Allah sajalah Tuhan yang berhak disembah. Inilah ajaran tauhid yang merupakan landasan aqidah yang dibawa oleh semua Rasul Allah.
Ibadah haji dalam syari’at islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW mengajarkan upacara-upacara peribadatan yang sangat jelas hubungannya dengan syari’at islam yang disampaikan Nabi Ibrahim AS. Hal ini meyakinkan kepada umat Islam bahwa agama yang dianutnya bukan agama yang sama sekali baru, tetapi agama yang merupakan kelanjutang dari pada agama yang pernah diajarkan oleh Nabi Ibrahim AS yang mengajarkan tauhid, meng-Esakan Allah, tercermin dalam bacaan talbiyah yang dikumandangkan jamaah haji.
Setelah mengenakan pakaian ihram dalam perjalanan menuju Masjidil Haram. Ibadah haji merupakan wujud nyata dari persaudaraan antara muslim sedunia, haji merupakan mu’tamar tahunan atau silaturahmi akbar, dimana mereka dapat bertukar pengalaman, menyatukan visi dan persepsi, program dan acuan untuk memajukan Islam di negeri masing-masing setelah mereka kembali dari ibadah hajinya. Pertemuan itu akan dapat menghilangkan perbedaan-perbedaan sistim politik yang dianutnya atau perbedaan madhzab, baik yang menyangkut aqidah maupun ibadah. Dilihat dilapangan maka dalam pelaksanaan ibadah haji tidak pernah terjadi perselisihan diantara mereka yang berbeda mahdzab, masing-masing berjalan tanpa anggapan bahwa dirinya yang benar dan orang lain itu salah. Sungguh betapa besar nikmat ibadah haji bagi kaum muslimin. Pertemuan itu sungguh sangat berarti walaupun hanya diwakili oleh utusan yang memiliki kemampuan, baik secara ekonomi maupun pengetahuan akademiknnya. Dan petemuan tersebut dapat diperoleh rumusan-rumusan yang memberikan manfaat bagi upaya pencapaian kebahagiaan manusia itu sendiri dalam hidupnya di dunia dan di akhirat.
Berhaji, sebagai ketaatan memenuhi panggilan Nabi Ibrahim AS dan hikmah manfaatnya, dijelaskan oleh firman Allah SWT:

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,
supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan  atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.
 ( QS Al-Hajj : 27-28)
 Pada dasarnya, manfaat yang perlu diraih oleh jamaah haji itu adalah untuk kehidupan duniawi dan ukhrawi. Dalam kehidupan duniawi umat islam mampu bersaing dengan yang lainnya dan di akhirat tentu akan memperoleh limpahan ridha dari Allah SWT. Rasulallah SAW besabda:
 “Islam luhur dan tiada yang menyamai atasnya”. (HR. Ad Daraquthni dan Al Baihaqi)
Tentang keutamaan ibadah haji, dijelaskan oleh Hadits yang menerangkan:
Nabi SAW, ditanya: “Amal apa saja yang paling utama?” Beliau berkata: “ Iman kepada Allah dan Rasul-Nya”, dikatakan: “kemudian apa?” Nabi berkata: :Jihad pada jalan Allah”, dikatakan lagi: “Kemudian apa?” Nabi berkata: “ Haji yang mabrur”. (Mutaffaq ‘Alaih)
Melaksanakan ibadah haji sebagai perutusan Allah SWT, dijelaskan oleh sabda Rasulullah SAW:
 “Perutusan Allah itu ada tiga: “Orang yang berperang, orang yang berhaji dan orang yang berumrah”. (HR. An Nasai dan Ibnu Hibban)