KA’BAH


Salah satu ayat Al-Quran menjelaskan:

Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya , qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Maidah – 97)
 Ka’bah hanyalah tumpukan batu-batu yang berbentu kubus, terletak di tengah-tengah Masjidil Haram. Ka’bah yang dijadikan pusat peribadatan haji itu tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan sisa-sisa penyembahan berhala dikalangan bangsa Arab Jahiliyah. Ka’bah hanyalah lambang yang dijadikan Allah untuk pusat peribadatan haji yang bernilai ketaatan kepada Allah semata-mata.
Manusia adalah makhluk bersimbol. Makhluk yang pandai menggunakan symbol untuk menyatakan perasaan. Banyak nilai hidup yang sulit dinyatakan dengan kata-kata, tetapi mudah dilukiskan dalam bentuk symbol. Bendera kebangsaan misalnya ditinjau dari bahan materinya hanyalah berupa potongan kain yang sangat murah harganya. Tetapi dilihat dari segi muatan nilai kerohaniannya, bendera kebangsaan itu adalah lambang kebesaran dan kehormatan bangsa yang amat mahal, tidak mungkin dengan harga berapa pun. Perang dapat terjadi hanya karena bendera kebangsaan suatu bangsa dirobek oleh bangsa lain. Pada upacara-upacara tertentu dilakukan pengibaran bendera kebangsaan dengan penuh khidmat dan hormat. Ini semua terjadi karena bendera kebangsaan merupakan lambang kebesaran dan kehormatan bangsa itu.
Manusia sebagai makhluk bersimbol tidak dibenarkan membuat sendiri simbol-simbol untuk mencerminkan keyakinan dan sikap tunduk serta ketaatan kepada Allah. Untuk melembangkan tauhid beribadah hanya tertuju kepada Allah, dan menanamkan rasa kesatuan dan persaudaraan kemanusiaan. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS  membangun Ka’bah Al-Musyarofah bersama-sama dengan puteranya Ismail AS. Kisah Nabi Ibrahim AS membangun Ka’bah ini disebutkan di dalam Al-Qur’an:

 Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
( QS. Al-Baqarah – 127)
Setelah Ka’bah selesai dibangun, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS untuk memelihara kesucian dan kebersihannya dari kotoran-kotoran lahir dan batin, bersih dari najis dan kemusyrikan, dan disediakan bagi orang-orang yang thawaf, I’tikaf, ruku, dan sujud.
Ka’bah inilah tempat ibadah yang mula-mula di bangun di muka bumi ini dan menjadi tempat bertemunya umat manusia serta merupakan tempat yang aman. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran – 96)
 Selain sebagai bangunan yang pertama kali di bumi ini, Ka’bah juga memiliki keistimewaan-keistimewaan antara lain:
  1. Ka’bah barada pada garis lurus dengan bait Al-Makmur, yaitu pusat ibadah para Malaikat.
  2. Jika memandangnya dengan khidmat kita mendapat ketenangan, terutama dengan membaca:
    “Ya Allah, Engkau Maha Damai, dan dari Enkau-lah kedamaian, maka berilah aku kehidupan yang damai”.
  3. Selama 24 jam Allah menurunkan 120 rahmat di Ka’bah ini, yang 60 diberikan kepada mereka yang sedang thawaf, yang 40 diberikan kepada mereka yang shalat, dan 20 diberikan kepada mereka yang sedang memandangi Ka’bah